BAKTERIOLOGI 1
Streptococcus pneumoniae
Klasifikasi
bakteri Streptococcus pneumoniae:
Kingdom
: Bacteria
Phylum
: Firmicutes
Class
: Diplococcic
Ordo
: Lactobacillales
Family
: Streptoccoceae
Genus
: Streptococcus
Spesies
: Streptococcus pneumonia
1. Morfologi
Streptococcus
pneumoniae adalah sel gram positif berbentuk bulat
telur atau seperti bola, secara khas terdapat berpasangan atau rantai pendek.
Bagian ujung belakang tiap pasangan sel secara khas berbentuk tombak (runcing
tumpul), tidak membentuk spora dan tidak bergerak tetapi galur yang ganas
berkapsul, menghasilkan α-hemolisis pada agar darah dan akan terlisis oleh
garam empedu dan deterjen.
Streptococcus
pneumoniae (pneumokokus) membentuk koloni bulat
kecil, mula-mula berbentuk kubah dan kemudian timbul lekukan di
tengah-tengahnya dengan pinggiran yang meninggi dan α-hemolisis pada agar
darah. Pertumbuhan bakteri ditinggikan dengan 5-10% CO2. Energi yang diperoleh
kebanyakan dari peragian glukosa yang diikuti oleh pembentukan asam laktat yang
cepat, yangmembatasi pertumbuhan.Biakan pneumokokus mengandung beberapa organisme
yang tidak dapatmembentuk polisakarida simpai sehingga membentuk koloni kasar
tetapi sebagian besar bakteri menghasilkan polisakarida dan membentuk koloni
halus. Bentuk kasar akan banyak ditemui bila biakan ditumbuhkan pada serum
antipolisakarida tipespesifik. Bila suatu
tipe pneumokokus yang tidak mempunyai simpai polisakarida ditumbuhkan dalam
ekstrak DNA dan tipe pneumokokus yang menghasilkan polisakarida simpai akan
terbentuk pneumokokus bersimpai tipe terakhir. Reaksi transformasi yang serupa
pernah dilakukan dalam rangka perubahan resistensi obat.
2. Patogenesitas
Streptococcus
pneumoniae atau pneumokokus bisa mengakibatkan
infeksi ringan sampai parah pada saluran pernafasan atas dan bawah, dari
pertengahan telinga, hidung hingga paru-paru. Infeksi tersebut selanjutnya bisa
menyebar ke organ tubuh penting yang lain melalui aliran darah (invasif). Streptococcus pneumoniae dapat
menyebabkan penyakit pneumonia. Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang
disebabkan oleh bermacam etiologi seperti bakteri, virus, mikoplasma, jamur
atau bahan kimia/benda asing yang teraspirasi dengan akibat timbulnya
ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi (ventilation perfusion mismatch).
Pneumonia dikelompokkan berdasarkan
sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara
diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu "community-acquired"
(diperoleh diluar institusi kesehatan) dan "hospitalacquired" (diperoleh
di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya). Pneumonia yang didapat diluar institusi
kesehatan paling sering disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae. Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih
serius karena pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan
tubuh penderita untuk melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu,
kemungkinan terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik
lebih besar.
Penularan
penyakit ini dapat melalui berbagai cara, antara lain:
1.
Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar.
2.
Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain.
3.
Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.
4.
Menular melalui percikan air ludah
Orang
yang rentan terkena penyakit pneumonia adalah:
1.
Peminum alkohol
2.
Perokok
3.
Penderita diabetes
4.
Penderita gagal jantung
5.
Penderita penyakit paru obstruktif menahun
6.
Penderita kanker,penerima organ cangkokan
7.
Penderita AIDS
Serangan pneumonia pneumokokus biasanya
mendadak, dengan demam, menggigil, dan nyeri pleura yang nyata. Dahak mirip
dengan eksudat alveoli, mengandung darah atau seperti karat. Pada permulaan
penyakit, ketika demam tinggi, terdapat bakteremia dalam 10-20% kasus. Sebelum
adanya kemoterapi, penyembuhan penyakit dimulai antara hari kelima dan hari
kesepuluh karena pada saat itu timbul antibodi tipe spesifik. Angka kematian
mencapai 30%, bergantung pada usia dan penyakit yang mendasarinya. Pneumonia
yang disertai bekteremia selalu menyebabkan angka kematian yang paling tinggi.
Dengan terapi antimikroba, penyakit dapat sembuh dengan cepat, bila diberikan
dari awal, timbulnya konsolidasi dapat dihalangi.
Dari saluran pernapasan, pneumokokus
dapat mencapai tempat-tempat lain. Sinus-sinus dan telinga tengah paling sering
terserang. Infeksi kadang-kadang meluas dari mastoid sampai selaput otak.
Bakteremia dari pneumonia mempunyai tiga komplikasi yang hebat yaitu
meningitis, endokarditis, dan arthritis septic. Dengan kemoterapi dini jarang
terjadi endokarditis pneumokokus akut maupun arthritis.
3. Penyakit
yang ditimbulkan
Streptococcus
pneumoniae adalah penghuni normal pada saluran
pernapasan bagian atas manusia dan dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis,
otitis, bronchitis, bakteremia, meningitis, dan proses infeksi lainnya.
Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada
dikerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia
tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan memyebabkan
kerusakan .
Seluruh jaringan paru dipenuhi oleh cairan dan infeksi cepat menyebar ke
seluruh tubuh melalui cairan darah. Pasien yang terinfeksi pneumonia akan panas
tinggi, berkeringat, napas terengah-engah, dan denyut jantungnya meningkat
cepat. Bibir dan kuku membiru karena tubuh kekurangan oksigen. Pada kasus yang
ekstrim, pasien akan menggigil, gigi bergemelutuk, sakit dada, dan kalau batuk
mengeluarkan lendir berwarna hijau. Sebelum terlambat, penyakit ini masih bis
adiobati. Bahkan untuk pencegahannay vaksinnya pun sudah tersedia.
Streptococcus
pneumoniae adalah sel gram positifyang dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit
salah satunya adalah pneumonia. Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang
disebabkan oleh bermacam etiologi seperti bakteri, virus, mikoplasma, jamur
atau bahan kimia/benda asing yang teraspirasi dengan akibat timbulnya
ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi (ventilation perfusion mismatch).
Serangan pneumoniapneumokokus biasanya mendadak, dengan demam, menggigil, dan
nyeri pleura yang nyata. Pengobatan pneumonia dapat dilakukan dengan memberikan
antibiotic penisilin G atau V atau oral, sedang yang tidak kuat diberi
sefalosporin.
4. Pencegahan
Untuk orang-orang yang rentan
terhadap pneumonia, latihan bernafas dalam dan terapi untuk membuang dahak,
bisa membantu mencegah terjadinya pneumonia. Vaksinasi bisa membantu mencegah
beberapa jenis pneumonia pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi:
• Vaksin pneumokokus (untuk mencegah
pneumonia karena Streptococcus
pneumoniae)
• Vaksin flu
• Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia
karena Haemophilus influenzae type
5. Pengobatan
Pengobatan pneumonia dilakukan oleh
dokter. Pengobatan terhadap kuman diberi suntikan antibiotik misalnya penisilin
G ( atau V atau oral ) sedangkan yang tidak tahan diberi sefalosporin. Untuk
membunuh virus diberi obat isoprinosin. Selain obat-obatan perlu pula dijaga
agar penderita mendapat makanan yang bergizi serta banyak mengandung zat putih
telur dan vitamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar